DARI pinggiran Jalan Jendral Sudirman, Kecamatan Datuk Bandar, Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, disinilah tempat atlet nasional Mixed Martial Arts (MMA), Boido Simanjuntak jualan nanas.
Saban hari, Boido Simanjuntak menjajakan dagangannya. Itu dia lakukan demi memenuhi kebutuhan hidup bersama istri dan ketiga putranya.
Aktivitas Boido jualan nanas dimulai dari pagi-pagi buta. Dari jam 2 dinihari, dia sudah berada di Pasar Induk TPO Tanjungbalai.
Di tempat tersebut, Boido tinggal mengambil nanas yang sudah ia pesan dan beli lebih dulu, dari produsen yang dikenalnya.
"Nanas baru masuk ke pasar itu setiap jam 2 pagi. Saya ambil dan langsung dijualkan," kata Boido saat memulai bincang-bincang dengan jurnalis onepride.net pada Kamis 6 April 2023.
Boido menjajakan dagangannya itu dimulai dari pasar. Pembelinya mayoritas adalah pemborong.
Dari 1.000 nanas, misalnya, pemborong itu membeli 50 sampai 200 buah. Dan Boido menjualnya dengan harga Rp6 ribu per nanas.
"Dari situ saya sudah dapat Rp1,2 juta dan bisa lebih, karena saya tidak jual eceran kalau di pasar," ungkap bapak tiga anak itu.
Setelah beberapa jam menjajakan dagangan di pasar, barulah Boido berjualan di pinggiran Jalan Sudirman.
Modal menggelar terpal sebagai alas, Boido memajang nanas-nanas tersebut di pinggiran jalan.
Boido tidak sendirian. Dia ditemani oleh seorang teman pria yang selalu membantunya berjualan nanas di Jalan Sudirman.
Dan pembelinya berasal dari pengendara yang melintas serta langganan."Di sini saya jual eceran, dari harga Rp5 ribu sampai harga Rp8 ribu per nanas bergantung ukuran," ucap Boido.
"Tapi kalau yang harga Rp8 ribu, mereka beli dua, saya jualnya Rp15 ribu," sambungnya.
Boido mengaku jualan nanas cukup memenuhi kebutuhan hidupnya bersama istri dan anak.
Apalagi, saat ini bulan Ramadhan, jualan nanas cukup banyak pembelinya. Itu karena nanas bisa dijadikan sebagai bahan olahan untuk membuat kue seperti nastar hingga selai.
"Tambah lagi sekarang nanas sudah langka di sini, bang," tutur Boido.
Berjualan nanas, Boido harus mengeluarkan uang untuk modalnya sebanyak Rp5 juta. Uangnya ia dapat dari hasil bertanding di ring tinju dan MMA.
"Modal saya jualan nanas tidak ada yang bantu, saya modal sendiri. Dari saya bertanding, hasilnya dikumpulin, lalu buat modal jualan," sebutnya.
"Saya jualan nanas karena saya suka makan nanas," sambung pria kelahiran Tebingtinggi Sumatera Utara itu.
Boido menuturkan, pendapatan atau omset dari jualan nanas mencapai Rp2 juta setiap harinya. Namun, keuntungannya baru akan terlihat jika dagangan sudah semua habis terjual.
Biasanya, kata Boido, dagangan habis terjual saat hari ketiga pasca mengambil nanas dari pasar induk.
"Omset Rp2 juta setiap harinya. Kalau untungnya itu biasanya terlihat dagangan sudah habis saat tiga hari," katanya.
"Kalau keuntungan, paling minimal dapat Rp1 juta, bisa lebih. Tapi yang penting modal Rp5 juta sudah balik selama tiga hari dagangan habis," lanjutnya.
Boido Simanjuntak tak menampik bahwa berjualan nanas kini menjadi mata pencaharian utamanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sebab, bertanding di ring tinju dan MMA, hanya menunggu panggilan dari promotor. Tidak bisa dijadikan sebagai mata pencaharian utama.
Karena itulah, Boido terjun menjadi penjual nanas sejak pandemi Covid-19 merebak di Tanah Air.
"Awal saya berjualan nanas saat pandemi Covid-19 pada Maret 2019. Sampai sekarang cukup memenuhi kebutuhan hidup," tuturnya. Bersambung.