One Pride – Rudy Gunawan bertekad akan mengulang sejarah untuk kembali menjadi raja kelas welterweight di One Pride MMA 67.
Enam tahun lalu, atau tepatnya 2017, Rudy Gunawan meraih takhta tertinggi di kelas welterweight.
Ketika itu, petarung dengan sapaan Ahong ini menjadi raja kelas welter usai menaklukkan Angga Hans.
Saat itu pun Ahong mencatatkan enam kali kemenangan berturut-turut tanpa kekalahan.
Masa kejayaan Ahong tidak berhenti sampai disitu.
Dia mampu mempertahankan gelar juaranya hingga tiga kali beruntun dan mendapat sabuk abadi One Pride.
Hebatnya lagi, semua lawan-lawan Ahong rata-rata mampu diselesaikannya dengan finish di ronde pertama.
Tak heran jika petarung asal Jakarta itu juga sempat diberi label sebagai raja KO One Pride MMA.
Ahong hanya dua kali menderita kekalahan, yaitu ketika menghadapi Theodorus Ginting dan Wilem Natalex Munster.
Satu tahun lamanya Ahong absen mentas di panggung One Pride. Dan sekarang dia kembali lagi bertanding di One Pride 67.
Ahong mengatakan, pertarungan nanti bakal menjadi sejarah yang akan terulang kembali masa kejayaannya di One Pride.
"Saya pernah menjadi juara dan saat pertarungan nanti sejarah akan kembali terulang," ujar Ahong dihubungi onepride.net, Kamis 16 Maret 2023.
"Dan dunia akan melihat kembalinya seorang legend," sambungnya.
Ahong akan bertanding menghadapi Muhammad Sandi Pramana dalam duel perebutan sabuk juara interim kelas welter.
Keduanya bertanding di One Pride MMA 67 yang digelar di Tennis Indoor Senayan Jakarta, Sabtu 18 Maret 2023.
Ahong mengaku sudah mempersiapkan segalanya untuk laga tersebut. Mulai teknik, kekuatan, stamina, hingga strategi.
"Teknik, kekuatan, stamina dan strategi merupakan satu kesatuan yang dibutuhkan dalam melakukan suatu fight," tegasnya.
"Masing-masing saling menopang yang lain tapi jangan lupakan hal yang terpenting dalam membentuk seseorang menjadi juara," ungkapnya menyambungkan.
Di sisi lain, Ahong turut mengomentari tentang pernyataan Sandi yang seolah meremehkannya soal kelemahan dalam stamina.
"Anak muda seperti Sandi Permana terlalu naif jika hanya melihat seseorang hanya dari kelemahannya," sebutnya.