One Pride – Salah satu jagoan One Pride MMA di kelas atom, Tristiyan, baru-baru ini menorehkan prestasi yang cukup membanggakan.
Tristiyan sukses menyabet medali emas di ajang Kejuaraan Gulat Kajati Cup Provinsi Jawa Tengah yang berlangsung 27 sampai 28 September 2022.
Medali emas diraih Tristiyan dari kejuaraan yang diikuti oleh 245 atlet gulat dalam 26 kelas tanding, di GOR Pudjihardjo Kampus II UNSIQ Wonosobo.
Hebatnya lagi, Tristiyan menjadi salah satu atlet yang lolos ke Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah tahun 2023.
Lantas siapakah sosok jagoan One Pride MMA kelas atom Tristiyan. Berikut ini onepride.net telah merangkum informasinya untuk Anda;
1. Mengawali Karier One Pride MMA di Tahun 2016
Tristiyan adalah petarung One Pride MMA yang telah mengawali karier profesional-nya itu sejak tahun 2016. Dari sejak itu hingga sekarang, dia sudah melalui 10 pertarungannya di kelas atomweight (48 kg).
2. Guru Olahraga Berstatus Honorer hingga Diangkat Jadi PPPK
Dalam rilis yang diterima onepride.net, Tristiyan merupakan guru olahraga di SMA Negeri 1 Brebes. Setelah delapan tahun mengajar, pada Oktober 2021, Tristiyan berhasil lulus tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pria bergelar sarjana pendidikan itu pun sudah menerima SK pengangkatan sebagai PPPK pada Mei 2022 lalu.
3. Atlet Gulat dan Pelatih Sambo hingga MMA
Selain mengajar, Tristiyan juga menjadi atlet sekaligus pelatih dalam cabang olahraga gulat, Sambo dan MMA. Ia tercatat juga bergabung dengan PPLP Gulat yang berpusat di Kota Semarang sejak masih duduk di bangku SMA.
4. Anak Tukang Becak
Tristiyan bukan anak yang terlahir dari saudagar kaya atau pun pengusaha. Namun dirinya terlahir dalam keluarga yang sangat sederhana.
Ayah Tristiyan berprofesi sebagai tukang becak. Namun dia tidak malu dan menyerah dengan keadaan. "Saya anak dari tukang becak," ujar Tristiyan dalam rilis yang diterima onepride.net.
5. Sang Ibu Seorang Buruh
Tristiyan kehilangan sosok ayah untuk selama-lamanya sejak usianya masih 13 tahun. Saat itu dia akan melanjutkan pendidikan di bangku SMP.
Kehilangan ayah sempat mematahkan asanya. Namun menyaksikan perjuangan sang Ibu sebagai seorang buruh untuk menafkahi dirinya dan saudaranya, Tristiyan menguatkan tekad untuk menjadi orang sukses. (Bersambung)