VIVA –Laode Abdul Haris belum merasa puas meski sudah menyegel sabuk juara interim kelas featherweight (65,8 kg) One Pride Mixed Martial Arts (MMA). Petarung dari sasana Golden Dragon itu ingin sabuk juara yang sesungguhnya milik Aep Saepudin.
Kepastian Laode menyegel sabuk interim kelas featherweight setelah menghancurkan petarung veteran, Hafid Nur Maradi, pada partai perebutan titel interim di Fight Night 50 One Pride MMA.
Dalam bentrokan yang disiarkan live di tvOne, Sabtu malam, 9 Oktober 2021, Laode mengalahkan Hafid dengan submission teknik guillotine choke di ronde kedua. Hafid tap out karena tak kuat menahan saat lehernya diremukkan Laode.
Usai laga, Laode mengaku sabuk yang didapatnya masih cadangan. Dia menyebutkan, targetnya adalah sabuk juara yang asli milik Aep Saepudin.
"Ini masih sabuk cadangan. Target kan sabuk yang asli featherweight di One Pride," kata Laode kepada awak media.
Karena itu, Laode memberikan ultimatum kepada Aep Saepudin untuk bersiap-siap menghadapinya di pertarungan sabuk sesungguhnya. Dia juga meyakini akan merampas sabuk tersebut dari tangan Aep.
"Untuk Aep bersiap-siap buat ketemu saya. Ini masih sabuk cadangan, yang saya cari adalah sabukmu," ungkap dia.
Laode Abdul Haris tidak sekedar menyabet gelar juara. Kemenangan ini membuat Laode mencetak rekor 6 kali menang dari 8 laga yang dilakoni di One Pride MMA. Dua laga sisanya menelan kekalahan.
Laode datang ke partai titel interim ini dengan daya juang tinggi setelah meraih medali emas cabang wushu di PON XX Papua.
Sejak awal laga ronde pertama, Laode melancarkan serangan tendangan dan pukulan. Namun, Hafid mencoba untuk menghindari serangan itu dan berusaha membanting Laode. Upaya Hafid membanting Laode berhasil.
The Avatar membawa pertandingan ke ground fighting. Tak heran, Hafid seorang petarung yang andal dalam urusan ground. Terbukti, Hafid mendominasi dalam duel ini sampai tiga menit laga berlangsung.
Laga waktu yang tersisa kurang dari satu menit, Hafid menumbuk wajah Laode. Dia semakin berada di atas angin. Tapi di sini Laode tetap bertahan sampai bel waktu jeda pertandingan dibunyikan.
Di ronde kedua, Laode berupaya keras agar Hafid tidak mendominasi pertandingan di ground fighting. Dia melakukan kuncian guillotine choke pada Hafid. Di situasi ini, Hafid sempat memberikan perlawanan.
Sayangnya, Laode yang datang dengan kepercayaan tinggi, usai menyabet medali emas lewat cabang wushu di PON XX Papua, bersikeras untuk meremukkan leher Hafid lewat guillotine choke.
Akhirnya, wasit memberhentikan pertandingan karena Hafid melakukan tap out. Kemenangan jatuh pada Laode di ronde kedua dan sekaligus sukses menyabet gelar juara interim kelas featherweight.