VIVA – Selama kebijakan PPKM, juara kelas featherweight One Pride MMA, Aep Saepudin mengaku berada di rumah saja. Namun, hal itu membuat ruang geraknya menjadi terbatas.
Aep menuturkan, kebijakan PPKM jelas berdampak bagi fighter. Dia menyebut, saat ini juga tidak dapat berlatih di tempat fitness karena mengalami tutup total.
"Biasa saya latihan gym di Bandung. Sementara saya stay di Purwakarta. Selama PPKM, gym libur dan Bandung banyak pembatasan keluar masuknya," ujar Aep kepada Onepride.net.
"Jadi tidak bisa bertemu pelatih, tidak bisa ketemu partner latihan. Ruang gerak menjadi terbatas. Sehingga latihan sendiri saja," sambungnya.
Berada di rumah saja, Aep menyampaikan, membuat doyan ngemil, sehingga hal itu berdampak pada perubahan timbangan berat badannya.
"Saya kalau sudah diam di rumah bawaannya pingin ngemil terus dan makan. Ditambah gerak latihannya berkurang. Sehingga lemak menumpuk dibadan," tuturnya.
Saat ini, Aep mengaku, berat badannya sudah 74 kilogram. Dengan berat badan segitu, dia harus turunkan banyak timbangan untuk kelas featherweight (66 kg).
"Berat badan saya 74 kilogram. Banyak banget yang harus diturunin. Tapi bulan Agustus mudah-mudahan saya mulai fokus lagi, mengatur makan, menjaga istirahat dan lain-lain," sebutnya.
Aep sudah mengoleksi 11 kali pertandingan, 7 kali menang dan 4 kali menuai kekalahan. Dia mengawali laga dengan hasil manis saat melawan Nurul Mustaqim di Fight Night 2.
Namun, usai laga itu, Aep mendapat dua kali kekalahan beruntun. Pertama dikalahkan oleh Paul Lumihi dan Deni Arif Fadhillah.
Dari sejak itu, petarung asal Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis itu mengalami jatuh bangun. Namun, Aep berusaha bangkit dari keterpurukan.
Terbukti, Aep akhirnya meraih sabuk juara di kelas Featherweight usai mengalahkan Hafid Nur Maradi pada Fight Night 33.
Bahkan, Aep juga mempertahankan gelar juaranya itu dengan mengalahkan Lamhot Tambunan pada Fight Night 37.