Bandung – Hendrikus Rahayaan membuat rivalitas di kelas bantam kian sengit. Ia orang pertama dari Kepulauan Kei, Maluku Tenggara yang siap guncang panggung One Pride MMA.
Hendrikus Rahayaan akan tampil di One Pride MMA 71 Bandung yang disiarkan ANTV pada Sabtu 19 Agustus 2023.
Hendrikus bakal menghadapi petarung dari Sumatera Utara (Sumut), Boido Simanjuntak.
Ini adalah penampilan kedua dari Hendrikus. Sebelumnya, ponakan John Kei ini tampil pada One Pride 64 pada November tahun lalu.
Ketika itu, Hendrikus menang KO saat melawan Muhammad Ricky Saputra di ronde satu.
Dan sekarang, Hendrikus Rahayaan tampil lagi untuk mengguncang panggung One Pride MMA.
Mengenai Hendrikus, ia adalah orang yang saat ini satu-satunya dari Kei menjadi atlet MMA profesional di panggung One Pride.
Ia tentu sangat senang dan bangga menjadi orang pertama dari Kei yang menjadi petarung di ajang MMA paling bergengsi di Tanah Air.
"Saya yang paling nakal dari daerah Kei. Karena Kei pertama yang masuk MMA. Dan saya mewakili seluruh yang nakal di Kei," ujar Hendrikus.
Lebih lanjut, Hendrikus bercerita, dirinya tentu mempunyai hubungan kedekatan dengan sosok John Kei.
"John Kei itu kebetulan om saya. Terus Kei itu nama daerah. Dan Kei itu kunci dari segala kejahatan," ungkapnya.
"Saya bisa masuk dan bertanding di sini sebuah prestasi besar. Karena di MMA ini jago-jago semua (petarung)," ucapnya menambahkan.
Bukan sekedar sebuah prestasi, ponakan John Kei ini saat ini mengaku merasa menjadi inspirasi bagi generasi muda Kei karena bisa "nakal" di atas ring.
"Karena banyak anak muda di Kei sana suka bertarung. Cuma salah tempat. Saya berdiri di sini sebagai motivasi untuk generasi muda Kei supaya kalau kita bad boy di dalam ring. Jangan di luar ring. Kalau di luar ring kita god boy," tuturnya.
"Untuk teman-teman dan saudara semua anak generasi muda timur, jangan melakukan perkelahian yang nanti melibatkan banyak orang, menyusahkan banyak orang, mari di sini, ini tempatnya. Kita buktikan, jago dimana," tambahnya.
"Ini baku pukul laki-laki di One Pride karena ini anggap aja baku pukul di jalanan. Ini kultur kita."