Sleman – Hajatan One Pride MMA 69 bertema Jogja Istimewa membawa dampak positif bagi anak-anak muda di Yogyakarta untuk berekspresi.
Bagaimana tidak, puluhan anak-anak muda mengikuti perlombaan mural yang difasilitasi oleh promotor One Pride MMA.
Lomba mural itu dilangsungkan di kawasan GOR UNY Kabupaten Sleman Yogyakarta, tempat hajatan One Pride 69 yang digelar hari ini.
Lomba mural diikuti oleh 10 tim, di mana pesertanya masing-masing ada 1 hingga 10 orang.
Adapun juri yang menilai perlombaan mural di GOR UNY Yogyakarta ini adalah seorang seniman grafis asal Jogja, Digie Sigit.
Digie Sigit menyampaikan, lomba mural di ajang One Pride MMA ini menjadi sangat menarik.
Hal itu karena para pesertanya bukan dari kalangan komunitas atau orang-orang seniman.
Namun, mereka yang mengikuti lomba mural ini rata-rata remaja asal Jogja berstatus pelajar. Bahkan ada yang asalnya dari Jawa Barat.
"Inilah anak-anak muda sebagai agen untuk menjaga kearifan lokal. Mereka bukan dari seniman, atau komunitas mural lainnya, tapi mereka remaja berstatus pelajar yang ingin berekspresi," ujar Sigit saat berbincang-bincang dengan onepride.net di lokasi perlombaan mural di GOR UNY Yogyakarta.
"Makanya ini (lomba mural) menjadi tidak biasa, kalau pesertanya dari pelaku seniman itu biasa, tapi mereka dari anak-anak muda yang biasa," katanya menambahkan.
Oleh karena itu, Sigit melanjutkan, adanya kegiatan lomba mural yang di fasilitasi oleh gelaran One Pride MMA 69 membuat ruang bagi anak-anak muda di Jogja bisa berekspresi.
Perlombaan mural sudah dimulai sejak tadi pagi. Lomba ini juga mengusung tema yang sama seperti One Pride MMA 69, yaitu Jogja Istimewa.
"Bagi saya semua pesertanya ini adalah juara," ungkap pria yang juga vokalis dari band asal Yogyakarta Teknoshit itu.
"Terima kasih atas fasilitas One Pride MMA sehingga mereka anak-anak muda bisa berekspresi, meramaikan," kata pria yang juga kakak kandung Roro Fitria itu.
"Dan bukan sekedar meramaikan, tapi mereka bisa mengekspresikan dirinya dalam ruang yang difasilitasi ini."